Halaman

Minggu, 02 Januari 2011

Solidaritas di KRL Ekonomi

Tuutt....Tuuuttt..begitu lah kira-kira bunyi KRL Ekonomi Tahan Abang Tujuan Serpong yang baru saja memasuki Statsiun Tanah Abang. Calon penumpang sudah berkerumun di pinggir rel dengan harapan ketika kereta berhenti pintunya pas di depannya, tentu saja maksudnya aga bisa cepet masuk dan mendapat tempat duduk. Jam 18.45 WIB kereta baru datang yang menurut jadwal seharusnya kereta ini sudah diberangkatkan jam 18.10 WIB. Namun ketika ditanyakan kepada penumpang, ah yang businis aja biasa telat apalagi yang ekonomi, tapi emang KRL telatnya tidak terlalu lama bila dibandingkan dengan kereta langsam (kereta ekonomi deisel) yang dalam lagi Iwam Fals disebutkan "Telat 2 Jam sudah biasa" :-(.

Kita lanjut.....

Setelah KRL Ekonomi ini berhenti, penumpang yang sudah menunggu lama ini dengan berdesak-desakan masuk ke dalam kereta dan langsung berebut tempat duduk. Ini pemandangan biasa buat buat masyarakat Indonesia akhir-akhir ini (ngantrian beras, ngantrian sodaqoh, ngantri sembanko dll). Ada yang senyum-senyum puas karena dapat tempat duduk, ada juga yang menghela nafas karena gak kebagian tempat duduk.

5 Menit berlalu KRL belum juga berangkat, katanya sih nunggu kereta yang didepannya sampai di setasiun berikutnya. Tiba-tiba masuklah seorang pria sambil memapa seorang wanita yang pingsan, sentak saja orang dapat duduk dan deket dengan kedua orang yang baru datang tersebut memberinya tempat duduk yang sudah dia perjuangkan dengan berdesak-desakan. Ini spontanitas ala masyarakat Indonesia yang masih tertanam kuat di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya kaum menengah ke bawah. Kalo dikalangan orang kelas atas saya gak tau :).

Rupanya solidaritas di KRL ini tidak hanya sampai disitu, seorang Ibu datang menghampiri orang yang pingsan tadi dengan sambil membawa minyak angin dan meggosokannya di leher dan dadanya. Rupanya Ibu ini tau kalo wanita yang pingsan tersebut lagi hamil (wanita berpengalaman). Tak lama kemudia wanita yang pingsan itu pun sadar. Si Ibu pun kembali ke tempat duduknya dan kembali lagi sambil membawa minuman kemasan dan gorengan (makanan kecil), kemudian meyerahkan kepada pria yang membawa wanita itu untuk memberikannya minum dan makanan kecil tadi.

Pemandangan seperti ini gak pernah saya temui ketika masih naik motor ke kantor. Semoga cerita saya ini bisa menjadi inspirasi buat saya khususnya dalam mengawali tahun baru ini

7 komentar:

  1. yapz,menrut saya juga solidaritasnya rakyat lebih besar dari pada pejabat...
    makasih.

    BalasHapus
  2. @sibutiz: Walau tidak semua pejabat kurang peka terhadap masalah-masalah sosial, tapi kenyataan di masyarakat pejabat lebih mementingkan melayani atasnyya daripada melayani rakyat, padahal pejabat adalah pelayan buat rakyat

    BalasHapus
  3. sy belum pernah ngrasain naik KRL sob...solidaritas rakyat indonesia dalam sosial memang patut diacungi jempol

    BalasHapus
  4. Ekonomi rakyat cilik harus ditingkatkan lagi .. biar Indonesia bisa maju ... :D

    BalasHapus
  5. biar kata bagaimanapun ...walaupun dan meskipun ^_^..tetap aja yang namanya rasa kemanusiaan itu ada pada diri manusia...kecuali dia "binatang".

    BalasHapus
  6. yah mungkin kejadian seperti itu tidak pada KRL aja namun yg penting solidaritas kita jangan sampai punah.. salam

    BalasHapus
  7. @assyafieq: sekali-kali cobain enak lho! hehehe
    @Ilham :setuju
    @aryadevi sudut kelas: semoga kita semua lebih peka lagi
    @van : aminn

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini