Halaman

Rabu, 12 Januari 2011

Liga Primer Indonesia Vs PSSI

Liga Primer Indonesia (LPI) telah bergulir pada tanggal 8 Januari 2011. LPI muncul disaat euforia masyarakat Indonesa sedang tinggi terhadap persepakbolaan nasional. Ini sebauh momen bersejarah buat persepakbolaan Indonesia dimana ada kompetisi yang ditentang oleh PSSI yang merupakan induk olah raga sepakbola Indonesia yang secara resmi tercatat di FIFA.

Momen munculnya LPI ini sangat tepat sekali saat masyarakat mempunyai gairah yang tinggi terhadap sepakbola nasional. Ketika pertandingan final AFF SUZUKI CUP 2010 di gelas di Glora Bung Karno Jakarta, nonton bareng yang biasanya diisi dengan nonton bareng Liga-liga Eropa seperti Liga Inggris dan Liga Sepanyol, namun kala itu hampir diseluruh wilayah Indonesia diisi dengan nonton bareng Timnas Garuda. Bahkan kisruh tiket di Glora Bung Karno juga menunjukan antusiasme masyarakat terhadap persepakbolaan Nasional.

Kembali ke masalah LPI, liga yang baru lahir ini mengusung misi persepakbolaan profesional dengan independensi danri campur tangan Pemda yang selama ini sebagai pemilik club-club LSI. Pendanaan dari APBD yang nilainya terus meningkat akan mengurangi "jatah rakyat miskin" dalam menikmati pembangunan di negeri ini. Sudah seharusnya sepakbola ini menjadi industri yang bisa membiayai dirinya sendiri bahkan mungkin menjadi salah satu sektor ekonomi yang bisa memberikan sumbangan positif terhadap perokonomian nasional.

Perseteruan antara LPI dan PSSI sangat dikhawatirkan akan mempengaruhi prestasi dari Tim Nasional yang notabene merupakan hak PSSI. Adanya keputusan PSSI yang tidak mengikutsertakan pemain yang bermain di LPI di Tim Nasional mengancam beberapa pemain yang berkwalitas untuk ikut membela Tim Garuda.

Tak bisa dipungkiri nama Irfan Bacdhim memberikan sumbangan besar terhadap euforia persepakbolaan nasional. Dengan adanya keputusan PSSI yang tidak mengikutsertakan pemain LPI ini otomatis peluang Irfan untuk main di Tim Nasional sementara tertutup. Irfan yang sekarang bermain di Persema Malang dan juga Kim Jeffry Kurniawan tidak bisa main di Tim Nasional selama Persema masih main untuk LPI. Begitu juga pemain-pemain dari klub-klub peserta LPI lainnya yang tergabung dalam : Aceh United, Bali De Vata, Bandung FC, Batavia Union, Bogor Raya, Cendrawasih Papua, Jakarta 1928, Kabau Padang, Ksatria XI Solo, Makassar City, Manado United, Medan Chiefs, Medan Bintang, Persebaya, Persema, Persibo, Real Mataram, Semarang United, Tangerang Wolves, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, PSM Makassar.

Kalo sudah kisruh begini akhirnya persepakbolaan nasional yang dirugikan. PSSI di bawah pimpinan Nurdin Khalid dan LPI di bawah Arifin Panogoro sepertinya akan sulit di damaikan. Masing-maising bersikukuh dengan keegoannya masing-masing. Apa tidak ada yang mau mengalah untuk kepentingan persepakbolaan nasional? Ruapanya Pemerintah dalam hal ini Menpora harus CEPAT bertindak dan TEGAS dalam upaya mendamaikan kedua belah pihak. Tontonan yang tidak baik ini jangan dibiarkan berlarut-larut terlalu lama. Jangan biarkan bangsa ini terpecah-pecah karena ego beberapa orang saja. Apapun yang terjadi pemerintah harus TEGAS dan CEPAT dalam mengambil sikap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda di sini